Di dalam radio penerima, pesan asli yang
dipindahkan ke bagian frekuensi pembawa diproses dan dideteksi sehingga
diperoleh kembali sinyal pesan asli yang dikirimkan oleh pemancar FM. Proses
pengembalian pesan asli dari bagian frekuensi pembawa ini dapat dinikmati
setelah melalui beberapa tahapan proses pada tiap bagian blok diagram radio
penerima FM.
Berikut ini gambar Blok diagram radio penerima FM
:
1. Antena Penerima. Antena dapat
bersifat omnidirectional (ke segala arah) untuk pemakaian umum atau sangat
terarah untuk komunikasi titik ke titik. Gelombang yang merambat dari pemancar
menginduksi tegangan lemah dalam antena penerima. Besarnya amplitudo tegangan
antena yang terinduksi antara beberapa puluh milivolt sampai kurang dari 1
mikrovolt, tergantung pada berbagai kondisi. Pada penerima FM komersial banyak
digunakan antena omnidirectional 1/4 lamda (panjang gelombang) untuk pemakaian
umum dengan menggunakan chasis pesawat sebagai pentanahan.
2. Penguat Tala RF. Tingkat ini
menaikkan daya sinyal ke tingkat yang cocok untuk masukan ke pencampur (mixer)
dan membantu mengisolasi osilator lokal dari antena. Tingkat ini tidak memiliki
tingkat pemilahan frekuensi yang tinggi, tetapi berperan untuk menolak
sinyal-sinyal yang sangat jauh dari saluran yang diinginkan. Tingkat daya
sinyal ini perlu dinaikkan sebelum dicampurkan, karena adanya derau yang tidak
diinginkan masuk ke tingkat pencampur.
3. Osilator Lokal. Osilator
lokal dalam penerima ditala untuk menghasilkan frekuensi fLO
yang berbeda dengan frekuensi sinyal datang fRF sebesar
frekuensi intermediate (antara) fIF. Dengan
demikian fLO adalah sama dengan fRF + fIF
atau fRF – fIF. Pada banyak penerapan,
seringkali digunakan frekuensi osilator lokal fLO lebih
tinggi dibandingkan dengan frekuensi sinyal datang fRF,
sehingga berlaku persamaan fLO = fRF + fIF
atau fIF = fLO – fRF.
4. Mixer. Merupakan pencampur,
alat tidak linear yang menggeserkan sinyal yang diterima pada fRF
ke frekuensi intermediate fIF. Modulasi pada pembawa yang
diterima juga diubah ke frekuensi intermediate.
5. Penguat Tala IF. Berfungsi
menaikkan sinyal ke tingkat yang cocok untuk dideteksi dan menyediakan sebagian
besar pemilahan frekuensi yang diperlukan untuk “melewatkan” sinyal yang
diperlukan dan menyaring keluar (filter) sinyal-sinyal yang tidak
diinginkan yang terdapat dalam keluaran pencampur. Karena rangkaian penguat
tala IF selalu bekerja pada frekuensi tetap (fIF), maka
sering digunakan filter-filter keramik atau kristal untuk dapat melakukan
pemilahan yang baik.
6. Pembatas Penguat Tala IF.
Berfungsi membatasi sinyal keluaran dari penguat tala IF. Pada blok diagram
radio penerima FM di atas, pembatasan ini berfungsi untuk mendapatkan
nilai linear dari sinyal IF sebelum masuk ke Detektor yang sering berupa
rangkaian Diskriminator fasa. Penguat tala IF dan Pembatas Penguat Tala IF
membentuk sebuah rangkaian BPF dengan Band Width 150 kHz pada nilai
tengah 10,7 MHz.
7. Detektor AGC. Automatic
Gain Control. Merupakan umpan balik negatif dengan mencuplik amplitudo
sinyal dari penguat IF untuk menggerakkan rangkaian AGC yang selanjutnya
mengendalikan gain dari Penguat Tala RF dan Penguat Tala IF.
8. Diskriminator. Pada dasarnya
merupakan detektor FM yang berfungsi memulihkan sinyal pesan asli dari masukan
IF termodulasi. Detektor jenis ini mendeteksi simpangan frekuensi (deviasi
frekuensi) pada sinyal pembawa termodulasi FM dan mengubahnya menjadi beda
tegangan pada keluarannya.
9. AFC. Automatic Frequency
Control bekerja berdasarkan feedback negatif yaitu dengan diturunkan
sebuah sinyal yang besarnya sebanding dengan deviasi rata-rata dari frekuensi
tengah yang diterima pada titik tengah Band Pass IF penerima. Sinyal
ini digunakan untuk mengubah reaktansi sebuah varaktor pada rangkaian osilator
untuk menggeser frekuensinya, sehingga cukup untuk mengimbangi deviasi dan
membawa sinyal tersebut kembali ke tengah Band Pass IF.
10. De-Emphasis. Pada Blok Diagram
radio FM, rangkaian ini berfungsi menekan kebisingan penerimaan akibat
penerapan pre-emphasis pada pemancar dengan 6 dB/Oktaf, dengan
demikian jaringan kebisingan dapat diratakan pada sisi keluarannya.
11. Volume dan Penguat Audio.
Bertugas menaikkan tingkat daya sinyal audio keluaran detektor setelah melalui de-emphasis
ke harga yang cocok untuk menggerakkan pengeras suara.
12. Pengeras Suara (Loudspeaker).
Mengubah informasi sinyal listrik audio kembali ke bentuk aslinya yaitu
gelombang suara.Dalam praktek, banyak sekali variasi dari sistem penerima radio
FM yang dapat dijumpai, sehingga tidak satupun diagram blok radio fm yang dapat
dianggap khas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar